Israel Terus Membombardir Gaza, Menyebabkan Jalanan menjadi Kuburan Massal

by -160 Views

Akses ke makam di Gaza, Palestina, ditutup. Namun, korban jiwa yang terus berjatuhan membuat pemakaman dilakukan di tempat-tempat seperti alun-alun, rumah sakit, sela-sela jalan, taman bermain, gedung pernikahan, hingga pasar.

Banyak keluarga memilih untuk menguburkan jenazah anggota keluarga mereka yang tewas akibat serangan udara Israel di kuburan massal darurat yang tersebar di seluruh Jalur Gaza.

Penguburan di kuburan darurat dilakukan karena sulitnya mencapai kuburan akibat terus berlanjutnya agresi. Seorang warga Palestina mengatakan bahwa kuburan tersebut hanya sementara sampai gencatan senjata diumumkan atau permusuhan berhenti. Pada saat itu, jenazah akan dipindahkan ke pemakaman resmi di kota-kota.

Kepala Observatorium Euro-Mediterania untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdu, mengatakan timnya telah mendokumentasikan lebih dari 120 kuburan massal darurat di wilayah Jalur Gaza untuk menguburkan korban perang Israel yang sedang berlangsung.

Orang-orang di Jalur Gaza terpaksa membuat kuburan massal darurat di lingkungan perumahan, halaman rumah, jalan, ruang pernikahan, dan stadion olahraga, mengingat sulitnya mengakses pemakaman utama dan terorganisir, jelas Abdu.

Abdu menjelaskan bahwa banyak keluarga memilih opsi ini karena sulitnya mencapai pemakaman utama karena penutupan jalan, kerusakan infrastruktur, dan operasi penargetan yang sedang berlangsung.

Selama pengepungan pada bulan November, Kompleks Medis Al-Shifa menjadi tempat penguburan karena pemerintah harus menguburkan puluhan syuhada di kuburan massal yang tersebar di lokasi, koridor, dan berbagai fasilitasnya.

Situasi serupa terjadi di Rumah Sakit Al-Quds, yang berafiliasi dengan Bulan Sabit Merah Palestina di lingkungan Tel Al-Hawa di sebelah barat Kota Gaza, dan di Rumah Sakit Indonesia di bagian utara Jalur Gaza. Keduanya menyaksikan operasi penguburan darurat di tempat mereka.

Pemerintah memutuskan untuk menguburkan sejumlah syuhada yang jenazahnya mulai membusuk di sebuah taman kecil di gedung baru selama periode pengepungan,” menurut seorang dokter dari Rumah Sakit Al-Quds.