Jakarta, CNBC Indonesia-Betlehem, sebuah kota di Tepi Barat, Palestina selalu menjadi perhatian ketika Natal tiba. Di wilayah inilah umat Kristen percaya Yesus Kristus dilahirkan.
Akan tetapi, perayaan Natal di Betlehem tahun ini sungguh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ini disebabkan tindakan keras Israel terhadap wilayah Tepi Barat sebagai bagian dari operasi militer mereka di wilayah Gaza untuk menyerang kelompok Hamas.
Tak ada hiasan pohon cemara di Manger Square yang terkenal. Tidak ada turis atau peziarah dari penjuru dunia karena akses ke kota itu otomatis tertutup oleh tindakan Israel.
Gereja di Betlehem juga mengganti hiasan Natal dengan menempatkan patung-patung tradisional yang mewakili keluarga suci, di tengah puing-puing dan kawat berduri sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat Gaza.
“Betlehem adalah sebuah pesan. Ini bukan sebuah kota, ini adalah pesan perdamaian bagi seluruh dunia. Dari tempat suci ini kami menyampaikan pesan perdamaian… hentikan perang, hentikan pertumpahan darah, pembunuhan dan balas dendam,” kata Pastor Ibrahim Faltas, seorang biarawan yang hadir pada acara vigili Natal tersebut, dikutip dari Reuters, Minggu (24/12/2023).
Benarkah Yesus Orang Palestina?
Banyak umat Kristen percaya bahwa Yesus dilahirkan di Betlehem. Hal itu juga diyakini oleh Munther Isaac, seorang pastor Palestina.
Isaac meyakini bahwa lokasi kelahiran Yesus di Palestina itu ditopang oleh bukti-bukti arkeologi. “Yesus lahir di sisi tembok kami,” kata dia dikutip dari Al Jazeera.
“Di tahun 2023 ini, setiap Natal tiba, di seluruh dunia, ratusan bahkan jutaan orang Kristen pergi ke gereja, membaca tentang Betlehem, dan berpikir bahwa Betlehem adalah tempat yang ajaib, namun ini benar-benar tempat yang nyata dengan manusia, dan komunitas kristen yang menjaga tradisi lebih dari 2 ribu tahun,” kata dia melanjutkan.
Isaac mengatakan keluarga Yesus berasal dari Nazareth. Mereka kemudian pindah ke Betlehem.
Menurut Alkitab, Yesus dilahirkan di Betlehem dan kemudian ditempatkan di palungan. Gereja Kelahiran dibangun di lokasi ini dan guanya memiliki makna keagamaan yang besar, menarik umat Kristiani dari seluruh dunia ke kota Betlehem setiap Natal.
Masih mengutip Al Jazeera, Isaac menggambarkan kesamaan kondisi pada masa kelahiran Yesus dengan keadaan saat ini. Dia mengatakan daerah Palestina selalu dalam keadaan dikuasai.
“Kita selalu berada di bawah kerajaan, kita selaku ditelantarkan,” kata dia. Ketika Yesus lahir, Palestina berada di kekuasaan Kekaisaran Romawi.
Artikel Selanjutnya
Video: Ludes! Tiket Kereta Nataru Habis Per Hari Ini
(hsy/hsy)