Prabowo Subianto, Anies Baswedan dalam Debat Capres di Jakarta.—Tangkapan Layar YouTube KPURespons: Penolakan Jadi Narasumber, Jokowi Ingin Temui PWI
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, terlibat diskusi panas dengan capres nomor urut 1, Anies Baswedan, dalam debat calon presiden peserta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Prabowo bertanya kepada Anies terkait pernyataan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, dalam suatu kesempatan beberapa waktu lalu. Ketika itu, Cak Imin mempertanyakan urgensi pembelian alat utama sistem persenjataan dengan utang.
Akan tetapi dalam debat kali ini, Anies setuju dengan kenaikan anggaran pertahanan 1%-2% terhadap produk domestik bruto (PDB). Oleh karena itu, Prabowo meminta ketegasan Anies terkait hal tersebut.
Menjawab pertanyaan Prabowo, Anies mengatakan, pertahanan harus sesuai dengan ancaman nyata di depan mata. Ancaman itu dirasakan tidak hanya di batas teritorial.
“Tapi juga di keluarga. Bagaimana ancaman atas penipuan online, peretasan, judi online, terorisme itu semua butuh perhatian,” ujar Anies.
Menurut dia, jangan memutuskan belanja alutsista berdasarkan selera dan berdasarkan preferensi masa lalu tapi juga kebutuhan masa depan.
“Ya anggarannya butuh kita tingkatkan tapi jangan keliru ancamannya juga bergeser, maka dibutuhkan strategi yang baik supaya kekuatan
Tim riset CNBC Indonesia telah menuliskan perincian penggunaan anggaran Kementerian Pertahanan era Prabowo yang nyaris mencapai Rp 700 triliun.
Sepanjang kiprahnya sebagai Menhan, Prabowo sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp 500 triliun lebih untuk pembaharuan alutsista.
Jatah anggaran Kementerian Pertahanan mencapai Rp 135,45 triliun dalam RAPBN 2024. Besarnya anggaran ini membawa Kemenhan berada di posisi kedua dengan Kementerian/Lembaga (K/L) belanja terjumbo.
Menilik data Kementerian Keuangan, selama Prabowo menjabat sebagai Menteri pada 2020 anggaran langsung melonjak 18,63% secara tahunan (yoy) menjadi Rp136,9 triliun. Sebagai catatan, APBN 2020 merupakan APBN pertama yang dirancang sepenuhnya oleh jajaran Prabowo.
Pada 2021, anggaran Kementerian Pertahanan mencapai Rp 125,9 triliun kemudian menjadi Rp 150,4 triliun pada 2022. Kementerian Pertahanan tahun lalu diberikan anggaran Rp 144,3 triliun.
Kementerian Pertahanan sendiri tidak pernah memberi detail pasti berapa nilai alutsista yang diborong Prabowo. Namun, alokasi anggaran tiap tahun yang terus melonjak mencerminkan jika alutsista Prabowo jelas bukan barang murah.
Sebagai gambaran, nilai kontrak pembelian 42 unit pesawat Rafale itu buatan Dassault Aviation, Prancis, disebut-sebut mencapai US$8,1 miliar atau sekitar Rp116 triliun (kurs Rp14.350/US$).
Kontrak pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Angkatan Udara Qatar diperkirakan mencapai US$792 juta atau Rp12,1 triliun (kurs US$1=15.280). Lainnya, ada pesawat tempur F-15EX produksi Boeing ada diperkirakan dibanderol US$ 87,7 juta atau Rp 1,34 triliun.
Dalam meningkatkan alat peralatan pertahanan (alpalhan) yang modern dan mandiri, Menhan Prabowo telah menyerahkan alpalhan kepada yang menjadi Prioritas Nasional terdiri atas:
TNI AD sebanyak 39 alpalhan meliputi ranpur Infantri, harwat helikopter, senjata dan amunisi.
TNI AL sebanyak 22 alpalhan meliputi KRI, senjata, harwat helikopter, amunisi dan alat kesehatan.
TNI AU sebanyak 10 alpalhan meliputi pesawat, helikopter, ransus serta peralatan personel.
Simak data lengkap anggaran Kementerian Pertahanan era Prabowo dan detail penggunaannya di artikel riset CNBC Indonesia berikut ini.