Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut dua (2), mengundang pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk berdialog dengan dirinya di Hambalang, Bogor. Undangan ini diungkap Prabowo dalam Dialog Capres Bersama Kadin, Jumat (12/1/2024). Saat dialog, Prabowo merasa waktu paparan selama 30 menit kurang untuk menguraikan masalah pertanian di Indonesia, sehingga dia mengajak pengusaha Kadin yang hadir dalam dialog untuk ngobrol selama lima jam di Hambalang. “Sebetulnya gak bisa bicara petani dua menit. Begini Anda undang saya sekarang, saya undang Anda khusus. Kita diskusi lima jam di hambalang. 5 jam. Dua menit kumaha atuh?” ungkapnya ketika diingatkan pembawa acara ekonom senior Aviliani bahwa waktu paparannya tinggal dua menit lagi.
Menurut Prabowo, permasalahan pangan, harus berpijak dari falsafah terlebih dahulu, baru kemudian strategi. “Jadi masalah pangan, masalah pertanian adalah masalah hidup mati suatu bangsa. Ini masalah strategis, ini tidak boleh diperlakukan sebagai masalah niaga,” katanya. Prabowo lantas bicara soal berkurangnya petani. Ini tak lepas dari anak petani melihat orang tua mereka tidak untung dalam bertani. “Hidupnya susah, nilai tukarnya tidak cocok, dan bahwa alam neolib ini membuat anak petani ini sulit untuk dapat basic services, sekolah, karena semua harus dianggap free market. Free market benar tapi basic needs rakyat itu tidak boleh diperdagangkan,” ujar Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo bilang kalau pengelolaan pangan di era Presiden Soeharto sudah baik. Bulog menjalankan operasi pengendalian harga. “Kalau harga petani kurang baik dikendalikan, tapi konsumen di kota dijaga. Tapi waktu itu kita menyerah pada IMF, kita waktu itu percaya bahwa mereka cinta sama kita. Padahal tidak ada dalam hubungan antarnegara tidak ada rasa cinta. Yang ada kepentingan mereka. Kalau kita ambruk gak ada urusan dengan mereka,” kata Prabowo. Oleh karena itu, dia menegaskan food estate ini kuncinya dan ini sudah diinisiasi sejak tahun 1970-an di zaman menteri Ibnu Sutowo. Artinya, gagasan ini sudah berumur 50 tahun. “Ini satu-satunya jalan, karena orang-orang neolib tidak paham,” katanya.