MALAM 1 Suro, yang menandai awal tahun baru dalam kalender Jawa dan Islam, kembali menarik perhatian publik dengan fenomena “weton tulang wangi”.
Fenomena ini ramai dibicarakan di media sosial setelah seorang pengguna Twitter mencuitkan pengalaman unik terkait gejala yang dirasakan oleh pemilik weton tulang wangi pada malam tersebut.
Pemilik akun @Lakonstory menuliskan pengamatannya, bahwa pemilik weton tulang wangi mulai merasakan perubahan pada tubuh mereka seperti lemas, susah tidur, dan gejala aneh lainnya. Cuitannya telah menyebar luas di Twitter dengan lebih dari 1 juta kali dilihat, 9.000 suka, dan 2.000 retweet.
Namun, apa sebenarnya weton tulang wangi yang begitu banyak disebutkan dalam konteks Malam 1 Suro?
Menurut Sahid Teguh Widodo, Kepala Pusat Unggulan Iptek Javanologi dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, weton tulang wangi adalah bagian dari kepercayaan masyarakat Jawa dalam menyambut awal tahun baru, baik dalam kalender Jawa maupun Islam.
Konsep ini lebih dari sekadar kepercayaan, melainkan juga budidaya diri untuk menyambut sesuatu yang baru. Sahid menjelaskan bahwa budaya Jawa menganggap diri sebagai bagian integral dari semesta alam, sehingga weton tulang wangi menjadi cara untuk merespons kekosmologian ini.
Dosen Program Studi Ilmu Sejarah di UNS Surakarta, Tundjung Wahadi Sutirto, menambahkan bahwa pemilik weton tulang wangi cenderung memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan, termasuk hal-hal gaib.
Dia menjelaskan bahwa ada banyak jenis weton yang termasuk dalam kategori tulang wangi, seperti Senin Kliwon, Sabtu Wage, dan lainnya.