Selama tiga hari uji coba di Malaysia yang berakhir pada hari Jumat, baik Marc Marquez maupun Pecco Bagnaia tidak memberikan jawaban pasti tentang spesifikasi mesin yang akan digunakan oleh Ducati pada Desmosedici GP25 yang akan mereka kendarai bersama Fabio Di Giannantonio. Keduanya memilih untuk tidak membocorkan informasi yang bisa memberikan petunjuk kepada para insinyur. Hal ini menunjukkan bahwa Ducati meninggalkan Sepang dengan rahasia terkait mesin yang akan mereka gunakan. Jika melihat situasi pada hari terakhir uji coba, terlihat jelas bahwa Ducati telah memilih solusi yang lebih konservatif, yaitu menggunakan mesin yang telah sukses pada musim 2024 dengan 16 kemenangan dari total 20 balapan yang diikuti.
Meskipun tidak ada pabrikan yang senang mengakui bahwa mesin tahun sebelumnya lebih unggul daripada versi baru, Ducati tetap memilih menggunakan mesin lama yang terbukti lebih baik. Hal ini menandakan bahwa hasil dari pengembangan mesin baru belum sesuai harapan. Selain itu, pramusim kali ini juga lebih padat dibanding beberapa tahun terakhir, dengan jeda waktu yang singkat antara sesi latihan. Hal ini memaksa konstruktor untuk kembali ke pabrik dan mempersiapkan materi baru dalam waktu yang terbatas.
Regulasi baru juga menetapkan bahwa pabrikan yang tidak mendapat konsesi harus melakukan homologasi mesin di Qatar. Hal ini menjadikan pembekuan penggunaan mesin diperpanjang hingga akhir kejuaraan 2026. Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, menyatakan bahwa tim akan fokus mengembangkan motor berbasis tahun 2024 dan tidak akan sepenuhnya menggunakan mesin baru 2025. Ducati memilih sikap konservatif mengingat pembekuan mesin selama dua tahun ke depan. Tardozzi mengakui tantangan dalam mengembangkan motor yang memiliki performa tinggi seperti GP24. Itulah risikonya ketika menciptakan motor berkualitas tinggi.