Rencana pembangunan pelabuhan di Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Bontang Lestari mulai menarik minat investor besar, termasuk PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang kepelabuhanan. Meski demikian, masih terdapat sejumlah kendala yang menjadi penghambat utama dalam pelaksanaan proyek ini.
Kepala Bidang Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bontang, Karel, mengungkapkan bahwa Pelindo telah menunjukkan ketertarikan serius untuk terlibat dalam pembangunan pelabuhan tersebut. Namun, kendala utama yang dihadapi adalah ketidakjelasan titik lokasi pelabuhan. Lahan di kawasan tersebut telah sebagian dibebaskan oleh PT Kawasan Industri Bontang (KIB), namun memerlukan koordinasi lebih lanjut agar tidak terjadi tumpang tindih.
Pemerintah Kota Bontang menekankan pentingnya penyelesaian masalah lahan ini sebagai langkah pertama dalam merealisasikan pembangunan pelabuhan. Selain itu, Karel juga menyoroti keterbatasan infrastruktur transportasi darat sebagai kendala berikutnya. Akses jalan dari Samarinda ke Bontang masih dianggap belum optimal untuk mendukung arus logistik menuju pelabuhan.
Ketidakpastian akan lahan dan infrastruktur transportasi yang kurang memadai menjadi tantangan utama dalam proyek ini. Skema investasi dari sektor swasta dianggap kurang memungkinkan karena risiko besar dan waktu pengembalian investasi yang panjang. Oleh karena itu, keterlibatan BUMN seperti Pelindo dianggap sebagai pilihan yang lebih realistis.
Pihak terkait berkomitmen untuk terus berkoordinasi guna memastikan proyek pembangunan pelabuhan di KPI Bontang Lestari berjalan sesuai rencana. Mereka akan mendorong percepatan penyelesaian masalah lahan dan berkomunikasi intensif dengan Pelindo serta pihak terkait lainnya agar proyek ini segera bisa direalisasikan.