Komunitas Alien Mangrove Sanctuary di Teluk Lingga, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, menerima Penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi pada Senin, 23 Juni 2025. Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang melakukan kontribusi besar dalam melestarikan lingkungan. Meskipun Ketua komunitas, Faisal, merendah dan menekankan bahwa ini adalah hasil kerja tim, bukan individu. Dengan hanya 15 anggota, komunitas ini tanpa penggajian, sponsor, atau dukungan pemerintah, tetap gigih dalam upaya menjaga mangrove dan memelihara terumbu karang.
Alien Mangrove Sanctuary berdiri sejak tahun 2018 di area pesisir yang sunyi namun penuh makna. Mereka menanam bibit mangrove, melindungi pantai dari abrasi, dan menjaga habitat ikan serta biota laut. Semangat dan kesetiaan mereka dalam menjaga lingkungan merupakan dorongan untuk terus berkarya meskipun dengan dana pribadi.
Meskipun mengalami keterbatasan dalam operasional, penghargaan Kalpataru menjadi suatu bentuk pengakuan bagi komunitas ini. Faisal berharap, penghargaan ini dapat menjadi awal dukungan yang lebih nyata dari pemerintah dalam upaya konservasi lingkungan. Dengan lahan kerja dua hektar, Alien Mangrove Sanctuary bukan hanya menjadi tempat pelestarian alam, tetapi juga sebagai sekolah alam bagi generasi muda untuk belajar mencintai laut.
Rencana ke depan komunitas ini adalah meluaskan jangkauan konservasi dari Sangatta ke seluruh pesisir Kutai Timur. Bagi mereka, konservasi bukanlah soal ukuran, melainkan konsistensi dalam menjaga lingkungan. Lebih dari sekadar merawat pohon dan karang, yang mereka lakukan adalah menjaga masa depan, baik bagi anak cucu, laut yang dibebani limbah, maupun pesisir yang seringkali terancam oleh aktivitas tambang.