Pagi itu, di Jalan Almakmur RT 31, Kelurahan Damai, keheningan Minggu terganggu oleh kebakaran hebat yang melanda rumah milik Muhammad Sodigin pada pukul 08.50 WITA. Loteng lantai dua rumah hangus terbakar, tempat di mana keluarga Sodigin sering berkumpul. Sodigin teringat betul suara kayu yang patah bersamaan dengan api meletup, membuatnya hanya bisa berteriak meminta seluruh keluarganya segera keluar. Rumah tersebut dihuni oleh dua kepala keluarga, total delapan orang, yang berhasil menyelamatkan diri meskipun sebagian besar barang tak dapat diselamatkan.
Meski berhasil menyelamatkan nyawa, kerugian material yang besar seperti baju, surat-surat penting, dan perlengkapan sekolah anak-anak, menjadi pukulan tersendiri bagi Sodigin. Ia tak bisa menahan rasa kehilangan atas rumah yang telah menjadi tempat berbagai kenangannya selama bertahun-tahun. Tak diketahui pasti asal muasal api, Sodigin hanya tahu bahwa tetangga melaporkan adanya asap dari lantai atas rumahnya.
Petugas dari berbagai unsur segera datang dan melakukan evakuasi serta pemadaman api begitu menerima laporan kebakaran. Meski api berhasil dipadamkan dan proses pendinginan dilakukan, Sodigin menyadari bahwa ini baru babak pertama. Ia harus memulai segalanya dari awal. Meski terpukul oleh musibah tersebut, Sodigin bersyukur bahwa keluarganya selamat dan percaya bahwa ada rencana dari Allah di balik cobaan yang mereka alami.
Kisah kebakaran ini mengingatkan bahwa musibah bisa datang kapan saja, bahkan di saat-saat yang paling tak terduga. Di balik reruntuhan rumahnya, Sodigin berdiri tegar, siap memulai lagi dari awal dan membangun kembali apa yang hilang dalam kebakaran tersebut.