Pemerintah mencatat penerimaan yang positif hingga Oktober 2023, dengan capaian sebesar Rp2.240,1 triliun atau tumbuh 2,8% year-on-year (YoY). Salah satunya didorong oleh dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan setoran BUMN mencapai Rp71,4 triliun atau 150% dari target dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024.
“BUMN kita dapat penerimaan lebih tinggi yaitu Rp 71,4 triliun atau 150% dari yang targetnya,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita yang digelar secara daring, Jumat (24/11/2023)
Tingginya setoran, kata Sri Mulyani disebabkan oleh pencapaian positif dari BUMN perbankan maupun non bank seperti PT Pertamina persero, PT PLN persero dan lainnya.
“Setoran dividen BUMN yang masih profitable seperti perbankan sangat positif maupun yang non bank masih membukukan profit sehingga bisa bayar dividen seperti Pertamina, PLN dan lain-lain,” jelasnya.
Hasil kinerja dari BUMN masuk dalam kelompok Penerimaan Negara Bukan Pajak. Totalnya mencapai Rp494,18 triliun, 111,96% terhadap target atau tumbuh 3,72 persen (YoY). Ini termasuk penerimaan dari Sumber Daya Alam (SDA) dan Badan Layanan Umum (BLU).
Cerita positif juga terjadi pada penerimaan perpajakan Rp1.744,55 triliun, 86,31% dari target atau tumbuh 2,49% (YoY). Meliputi pajak Rp1.523,70 triliun, 88,69% terhadap target, atau tumbuh 5,33% (YoY).
Kemudian, penerimaan kepabeanan dan cukai Rp220,85 triliun, 72,84% terhadap target, atau terkontraksi 13,60% (YoY). Penerimaan Hibah Rp1,37 triliun, tumbuh 124,15% (YoY).