Minyak Iran Terbakar dengan Dahsyat Setelah Serangan Bom, Lebih dari 100 Orang Tewas, Israel & AS Dituduh sebagai Pelaku Utama

by -103 Views

Pasar minyak global terguncang oleh ledakan yang terjadi di Iran pada Rabu waktu setempat. Peristiwa tersebut menewaskan setidaknya 103 orang dan meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya perang antara Israel dan Hamas.

Harga minyak melonjak lebih dari 3% setelah dua ledakan bom melanda kerumunan orang yang memperingati kematian Jenderal Qasem Soleimani di kota Kerman, tenggara Iran. Pihak berwenang Iran menyebut serangan itu sebagai “aksi teroris.”

“Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusul ledakan bom pada upacara penghormatan terhadap jenderal yang terbunuh di Iran telah menyebabkan sentimen penghindaran risiko (risk-off) lebih lanjut dan meningkatnya imbal hasil (yield) AS,” kata analis pasar senior di platform perdagangan online IG, Axel Rudolph, dikutip dari AFP, Kamis (4/1/2024).

Diketahui minyak acuan Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate, naik 3,3% menjadi US$72,70 per barel pada penutupan. Sementara minyak mentah Brent North Sea, naik 3,1% menjadi US$78,25 per barel.

Iran sendiri sepertinya menyalahkan Israel dan AS atas peristiwa ini. Soleamini tewas karena serangan drone AS di Irak tahun 2020, sementara Israel diduga terlibat dalam serangan pesawat tak berawak di Lebanon Rabu, yang menewaskan petinggi Hamas Saleh Al-Arouri, di tengah perang di Gaza.

AS telah menolak tuduhan bahwa mereka atau sekutunya, Israel, terlibat. Sementara pemerintah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak berkomentar.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan ada “musuh jahat dan kriminal” yang melakukan pemboman ke negaranya. Ia berjanji akan membalas dendam dengan memberikan “tanggapan yang keras”.

Presiden Ebrahim Raisi membatalkan kunjungan ke Turki akibat peristiwa itu. Ia mengutuk kejahatan “keji” tersebut dan mengumumkan Kamis ini sebagai hari berkabung nasional.

Ledakan terjadi hanya berjarak sekitar 15-20 menit. Ratusan orang tewas dan 211 orang lainnya terluka. Televisi pemerintah menunjukkan para korban yang berlumuran darah tergeletak di tanah.

Masih dilaporkan oleh AFP, saat malam tiba, massa kembali ke Kerman sambil meneriakkan yel-yel kebencian terhadap AS dan Israel. “Matilah Israel dan Matilah Amerika,” tulis media itu.