Target Penurunan Stunting di Bontang Sebesar 14 Persen

by -150 Views

PRANALA.CO – Pemerintah Kota atau Pemkot Bontang menargetkan penurunan stunting hingga 14 persen. Hal ini diungkapkan saat rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Bontang, Senin (27/05/2024) pagi di Ruang Rapat Utama Sekretariat Daerah Bontang.

Turut hadir Sekretaris Daerah (Sekda) Bontang, Aji Erlynawati, kegiatan ini juga dihadiri Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Dasuki, serta Kepala Dinas Perlindungan Perempuan, Anak, dan Keluarga Berencana (DPPAKB) Bontang, Eddy Forestwanto.

Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021, tentang percepatan penurunan stunting. Perpres tersebut mewajibkan upaya konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor.

Sekda yang akrab disapa Iin menyatakan bahwa Perpres tersebut memberikan dasar hukum yang kuat untuk memperkuat kerangka substansi, intervensi, pendanaan, serta pemantauan dan evaluasi dalam upaya percepatan penurunan stunting.

“Iin menjelaskan, “Target kita jelas, yaitu menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada Tahun 2024 atau tahun ini.”

Pada tahun 2021, Pemerintah Kota Bontang telah melakukan komitmen bersama untuk mempercepat penurunan stunting, yang telah dilaksanakan dalam rembug stunting tingkat kota.

Pemerintah terus berupaya menjalin kolaborasi untuk menyatukan program-program yang ditujukan untuk percepatan penurunan stunting, termasuk untuk remaja, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui, balita, dan anak balita.

Hasil pertemuan regional 1 menunjukkan beberapa hal penting, antara lain pelaksanaan intervensi serentak pencegahan stunting untuk meningkatkan cakupan balita yang ditimbang pada bulan Juni minimal 95 persen.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaksanakan intervensi serentak di berbagai daerah di Indonesia untuk mencegah stunting sejak dini melalui program Intervensi Serentak Pencegahan Stunting.

Dalam dialog yang diselenggarakan oleh FMB9 IKP Kominfo secara daring di Jakarta, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Sumiwi mengatakan bahwa mereka terus berusaha memberikan data dan informasi yang dapat digunakan oleh semua pihak yang terlibat.

Kemenkes memastikan program Intervensi Serentak menjadi langkah preventif yang lebih efektif daripada hanya mengobati, karena pencegahan stunting masih kurang baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Dalam Intervensi Serentak yang akan dilaksanakan pada bulan Juni, Kemenkes akan memastikan ibu hamil yang bermasalah dengan gizi awal mendapatkan penanganan yang tepat dan melakukan pengukuran berat badan balita untuk mendeteksi masalah gizi sejak dini.

Selain itu, Kemenkes juga akan mengedarkan informasi untuk para calon pengantin agar melakukan pengecekan ke posyandu guna memastikan kesiapan mereka dalam menikah dan memiliki anak dengan kondisi kesehatan yang optimal.