Tetangga negara kita meresahkan, militer sulit hadapi pemberontak

by -111 Views

Konflik bersenjata di Myanmar antara pasukan oposisi dan junta militer terus meningkat. Terbaru, pasukan oposisi berhasil merebut kota Kawlin di Negara Bagian Shan, Myanmar tengah. Menurut laporan dari Myanmar Now yang dikutip oleh Reuters, kelompok oposisi Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) menyebutnya sebagai kemenangan penting. Mantan Jenderal Myint Swe juga menyampaikan bahwa ini adalah kemunduran paling serius yang dialami junta sejak merebut kekuasaan pada Februari 2021. Militer bereaksi dengan serangan udara dan pemboman artileri, membuat ribuan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Meskipun demikian, militer terlihat lemah dan rentan untuk dikalahkan.

Negara Bagian Shan dihuni oleh berbagai kelompok pemberontak, termasuk 3 kelompok pemberontak etnis yang telah menyerbu pos militer dan merebut jalur perdagangan darat dengan China. Kelompok pemberontak ini memiliki sumber daya besar yang mereka gunakan untuk memperluas wilayah yang mereka kuasai. China, yang biasanya mengekang kelompok-kelompok di sepanjang perbatasannya dengan Myanmar, tidak menghalangi mereka untuk beroperasi.

Dari beberapa kelompok pemberontak di Shan, yang terkuat adalah kelompok Wa yang didukung oleh China. Mereka telah memberikan perlindungan dan senjata kepada para pembangkang dari wilayah lain di Myanmar. Namun, China sendiri menjaga jarak dari NUG dan memberikan dukungan diplomatik kepada junta. Pada bulan Juni tahun ini, ketiga pemberontak di Shan setuju untuk bergabung dalam perundingan damai dengan militer, meskipun perundingan tersebut segera gagal.

Pada bulan Oktober, sebuah operasi yang dinamakan Operasi 1027 berhasil membuat Aliansi Persaudaraan merebut lebih dari 100 pos militer dan empat kota, termasuk perbatasan di Chin Shwe Haw, dan Hsenwi. Mereka meledakkan jembatan untuk mencegah masuknya bala bantuan militer, dan mengepung kota Laukkaing, di mana China percaya kota tersebut menjadi tempat banyak pusat penipuan dijalankan oleh keluarga-keluarga yang bersekutu dengan junta.

Aliansi Persaudaraan mengatakan tujuan akhir mereka sekarang, seperti halnya NUG, adalah menggulingkan pemerintahan militer. NUG juga merasa memiliki momentum baru dalam perjuangan mereka. Sementara itu, Pasukan Pertahanan Rakyat Pro-NUG, yang tidak memiliki persenjataan dan pengalaman sebaik pemberontak Shan, juga melancarkan serangan mereka sendiri di wilayah dekat Negara Bagian Shan.

Dengan semakin meningkatnya ketegangan dan konflik di Myanmar, situasi di negara tersebut semakin tidak stabil dan membahayakan kedamaian di wilayah tersebut.