Terungkap! Inilah Daftar Miliarder yang Menggalang Dana untuk Israel

by -288 Views

Barry Sternlicht, taipan real estate asal Amerika Serikat (AS), membentuk kampanye media yang mendukung Israel dan mencemarkan nama Hamas Palestina. Email yang dilihat oleh situs berita Semafor mengungkap bahwa kampanye media yang bernama Facts for Peace tengah mencari dana sejumlah jutaan dolar dari tokoh-tokoh terkemuka di bidang media, keuangan, dan teknologi.

Lebih dari 50 orang terkenal sedang didatangi, termasuk mantan CEO Google Eric Schmidt, CEO Dell Michael Dell, dan pemodal Michael Milken dengan kekayaan bersih gabungan sekitar US$ 500 miliar (Rp 7.854 triliun). Sternlicht yang memulai proyek tersebut, mengatakan kampanye ini akan membantu Israel “menjadi yang terdepan” ketika dunia bereaksi terhadap serangan intensif Israel di Jalur Gaza.

Israel melakukan serangan udara tanpa henti di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, dengan menewaskan sedikitnya 11.100 warga Palestina, termasuk 4.500 anak-anak, membuat 1,5 juta orang mengungsi, dan merusak sebagian besar infrastruktur wilayah tersebut. Sementara itu, serangan Hamas di wilayah Israel pada 7 Oktober menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, menurut pejabat Israel.

Dorongan media Sternlicht bertujuan untuk mencap Hamas sebagai organisasi teroris yang bukan hanya musuh Israel, tetapi juga musuh Amerika. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan US$ 50 juta dari sumbangan pribadi, yang dipadukan dengan sumbangan dari badan amal Yahudi.

Kampanye media, Facts For Peace, yang diluncurkan oleh Sternlicht, bertujuan untuk memenangkan kembali dukungan publik terhadap Israel. Mereka mengunggah video di halaman media sosialnya yang menyalahkan Hamas atas penderitaan rakyat Palestina dan menyangkal klaim pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel.

Hal ini bertentangan dengan temuan para pakar hak asasi manusia Palestina, Israel, dan internasional, termasuk dari PBB, bahwa Israel mempraktikkan apartheid melalui “sistem hukum dan politik ganda yang sangat diskriminatif” di wilayah pendudukan. Israel menduduki Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Gaza dalam perang 1967 dan kemudian mencaplok Yerusalem Timur. Mereka menarik pasukannya dari Gaza pada tahun 2005 namun terus mempertahankan pengepungan di wilayah tersebut. Israel terus memperluas permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, sebuah langkah yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.