Israel dihukum AS dengan sanksi karena 16 ribu korban tewas, Gaza mendapat 9 update terkini

by -158 Views

Militer Israel Terus Menerus Memperluas Serangannya di Gaza dan Tepi Barat

Hingga saat ini, militer Israel terus memperluas serangan daratnya di Gaza. Berdasarkan laporan terbaru, tank militer Israel saat ini sedang menuju ke pusat kota Khan Younis setelah malam penembakan artileri tanpa henti dan bentrokan di sekitar Gaza. Pasukan Israel juga dilaporkan bergerak di Tepi Barat yang diduduki. Mereka dilaporkan menangkap lebih banyak warga Palestina dalam beberapa penggerebekan.

Pelapor khusus PBB menyatakan bahwa “pembantaian warga sipil harus dihentikan” karena rumah sakit di Gaza berjuang untuk mengatasi lonjakan jumlah warga Palestina yang memerlukan perawatan darurat. Amerika Serikat pun dilaporkan memberlakukan sanksi terhadap Israel.

Situasi terbaru di Gaza, seperti yang dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Rabu (6/12/2023), menunjukkan bahwa jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai 16.248, termasuk 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita. Di Tepi Barat, terdapat 262 orang yang tewas dan lebih dari 3.365 orang dilaporkan terluka.

Total 63 jurnalis telah tewas sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober. Menurut Komite Perlindungan Jurnalis dan Federasi Jurnalis Internasional, sebanyak 56 jurnalis Palestina, empat jurnalis Israel, dan tiga jurnalis Lebanon telah tewas.

Laporan dari Al Jazeera menyebutkan bahwa militer Israel bersiap untuk menghadapi pertempuran sengit selama berhari-hari di Khan Younis, yang dipandang sebagai benteng utama Hamas di mana banyak pemimpin kelompok tersebut ditempatkan. Pasukan Israel dikatakan harus bergerak hati-hati di wilayah ini karena diyakini banyak tawanan yang mungkin berada di sana.

Selain serangan di Gaza, Israel juga dilaporkan melakukan serangan di Tepi Barat. Pasukan Israel disebut menggerebek kamp pengungsi Balata di kota Nablus, yang mengakibatkan empat orang terluka, satu di antaranya dalam kondisi kritis.

Israel mengaku telah menyerang 250 sasaran di Gaza dalam sehari, sejalan dengan upaya mereka untuk menemukan dan menghancurkan senjata, terowongan bawah tanah, dan bahan peledak Hamas.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina memperingatkan bahwa situasi di Gaza “semakin buruk setiap menitnya”. Gelombang pengungsian baru terjadi di Gaza karena semua tempat penampungan sudah melebihi kapasitas. Para pekerja magang di Gedung Putih juga mendesak Presiden AS Joe Biden untuk meminta gencatan senjata permanen.

AS juga memberlakukan sanksi terhadap Israel dengan memberlakukan pembatasan visa bagi individu yang merusak perdamaian, keamanan, atau stabilitas di Tepi Barat. Saat ini, AS meminta lebih banyak hukuman ke Israel, termasuk negara yang mensponsori dan mendukung pelaku kekerasan di Palestina.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam rencana Israel untuk menciptakan “zona penyangga demiliterisasi” di Gaza. Ia juga memperingatkan bahwa masa depan Gaza harus berada di tangan Palestina dan membela Hamas sebagai kekuatan perlawanan yang sah.

Hamas dikatakan menggunakan taktik yang semakin canggih untuk melawan Israel. Mereka dilaporkan memiliki senjata yang lebih maju, termasuk drone peledak dan senjata anti tank. Hamas dikatakan belajar banyak dari pertempuran di Gaza Utara dan menggunakan taktik yang lebih canggih untuk menargetkan pasukan Israel.