Kiriman Bom Canggih 1 Ton AS ke Israel Menciptakan Efek Ledakan yang Mengerikan

by -179 Views

Amerika Serikat (AS) telah memberikan Israel dengan bom penghancur bunker berukuran besar, serta puluhan ribu senjata dan peluru artileri lainnya, untuk membantu mengusir Hamas dari Gaza, kata para pejabat AS.

Peningkatan persenjataan, termasuk sekitar 15.000 bom dan 57.000 peluru artileri, dimulai tak lama setelah serangan 7 Oktober dan terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir, kata para pejabat. AS sebelumnya belum mengungkapkan jumlah total senjata yang dikirim ke Israel atau transfer 100 BLU-109, bom penghancur bunker seberat 2.000 pon atau nyaris 1 ton.

Mengutip laporan The Wall Street Journal, pengiriman amunisi senilai ratusan juta dolar (triliunan rupiah) tersebut dilakukan melalui udara, terutama pada pesawat kargo militer C-17 yang terbang dari AS ke Tel Aviv. Sementara itu, AS mendesak sekutu utamanya di wilayah tersebut untuk mempertimbangkan pencegahan jatuhnya korban sipil dalam skala besar sembari memasok banyak amunisi yang dikerahkan.

“Saya menjelaskan bahwa setelah jeda, sangat penting bagi Israel untuk menerapkan perlindungan yang jelas bagi warga sipil, dan untuk mempertahankan bantuan kemanusiaan di masa depan,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Dubai pada hari Jumat.

Sejumlah pengamat mengatakan transfer senjata tersebut dapat melemahkan tekanan pemerintah terhadap Israel untuk melindungi warga sipil. Hal ini karena persediaan senjata dapat memperparah perundingan damai yang sedang diusahakan.

Tidak seperti di Ukraina, di mana AS secara rutin menerbitkan informasi terkini mengenai beberapa senjata yang disediakan untuk mendukung perjuangan Kyiv melawan invasi Rusia, Washington hanya mengungkapkan sedikit tentang berapa banyak dan jenis senjata apa yang telah dikirim ke Israel selama konflik saat ini. Para pejabat AS mengatakan kurangnya pengungkapan ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa senjata Israel datang melalui mekanisme yang berbeda, termasuk penjualan peralatan militer. Israel juga merupakan salah satu penerima bantuan militer AS terbesar, menerima US$3,8 miliar setiap tahun.

Salah satu senjata mematikan paling canggih yang disediakan AS adalah penghancur bunker BLU-109 yang membawa hulu ledak seberat nyaris 1 ton dan dirancang untuk menembus tempat perlindungan beton. Militer AS juga menggunakan bom tersebut dalam perang Teluk dan perang di Afghanistan.

Analis militer mengatakan pengiriman bom besar ke Israel menggambarkan pilihan yang dihadapi militer Israel ketika berupaya memusnahkan Hamas di Gaza, wilayah kecil berpenduduk padat yang merupakan rumah bagi lebih dari dua juta warga Palestina. Israel mendesak lebih dari satu juta warga sipil untuk meninggalkan bagian utara Jalur Gaza guna memberikan kebebasan kepada militernya di sana, namun karena waktu terbatas dan susahnya akses keluar puluhan bahkan ratusan ribu warga sipil masih tetap berada di wilayah tersebut. Di Gaza, sayap militer Hamas juga menggunakan jaringan terowongan bawah tanah yang luas, yang bisa saja Israel coba serang dengan penghancur bunker, kata para analis. Namun terowongan tersebut terletak di bawah lanskap perkotaan Gaza yang terdiri dari blok apartemen, sekolah, rumah sakit, dan bangunan sipil lainnya.

Para pejabat AS mengatakan Israel menggunakan bom yang disediakan Amerika dengan muatan besar dalam salah satu serangan paling mematikan sepanjang perang, sebuah serangan yang meratakan sebuah blok apartemen di kamp pengungsi Jabalia di Gaza, menewaskan lebih dari 100 orang. Israel mengatakan serangan itu menewaskan seorang pemimpin Hamas. Saat ini PBB, sejumlah badan kemanusiaan, dan negara-negara Arab yang menjadi penengah perundingan antara kedua pihak telah menyerukan gencatan senjata permanen.

Pemerintahan Biden telah menolak seruan gencatan senjata jangka panjang dan menyatakan dukungannya terhadap perjuangan Israel untuk menggulingkan Hamas dari kekuasaan di Gaza.